Bisnis Anti Bangkrut

Baru-baru ini saya membaca artikel dengan judul “Gelombang PHK Perusahaan Raksasa Dunia”. Nama-nama besar, baik di dunia perbankan maupun teknologi muncul di daftar tersebut. Pertanyaan yang timbul dalam hati saya adalah: Kok bisa perusahaan besar seperti itu melakukan PHK besar-besaran?

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sebetulnya hal itu tidaklah aneh, kalau kita memahami prinsip keuangan.
Mari kita lihat model cash flow dari sebuah perusahaan pada umumnya.

Arus uang masuk dari penjualan, lalu keluar untuk membayar gaji, sewa, dan biaya operasional lainnya. Kalau ada hutang, juga sekalian dibayar.

Nah, kita tahu bahwa penjualan sama seperti panen, ada musimnya. Agak naif bila kita berpikir bahwa setiap saat penjualan perusahaan akan terus stabil. Yang membuat sebuah bisnis bangkrut adalah kondisi di mana pendapatan lebih rendah dari pengeluaran.

Jadi pada saat penjualan sedang turun, cara paling mudah untuk menghindari bangkrut adalah memangkas biaya. Biaya apa yang paling mudah dipangkas? Tentu saja gaji karyawan. Itu sebabnya, di masa krisis/resesi, gelombang PHK sangat lazim terjadi, bukan hanya di perusahaan besar, tapi juga perusahaan kecil.

Apakah fenomena ini tidak ada antidote-nya?
Sebetulnya ada. Solusinya adalah dengan memiliki passive income. Istilah passive income memang tidak lazim terdengar di dunia bisnis. Namun istilah ini sangat populer di bidang personal finance. Salah satu orang yang memopulerkan istilah ini adalah Robert Kiyosaki.

Gambar di atas mengilustrasikan konsep dari passive income.

Konsep passive income ini adalah kita menginvestasikan aset kita agar menghasilkan profit. Bila profit yang kita hasilkan setiap bulan bisa menutupi overhead perusahaan, maka niscaya perusahaan tersebut tidak akan pernah bisa bangkrut. Jadi tanpa penjualan pun, perusahaan itu tetap bisa bertahan.
Setiap sen penjualan yang terjadi langsung akan menjadi profit.

Apakah ada investasi yang bisa menghasilkan profit untuk menutupi biaya operasional perusahaan? Ya, ada. Nama investasi itu adalah TRFX.

Mari, bergabunglah menjadi bisnis anti bangkrut. Investasikan dana perusahaan Anda sehingga profitnya bisa digunakan untuk membayar biaya operasional bulanan perusahaan Anda. Sehingga bisnis Anda akan bisa melewati badai krisis sehebat apapun.

Dana Pendidikan Anak Yang Kuliah Di Luar Negeri

Saya masih ingat ketika akhir tahun 1997, di mana kurs USD melonjak drastis dari yang hanya Rp. 2000-an, langsung tiba-tiba naik jadi 5.000-an dan akhirnya bertengger di angka 10.000-an. Hingga artikel ini ditulis, kurs USD adalah Rp. 14.000-an.

Pada saat itu, ada banyak bisnis yang pinjam uang dalam USD langsung memailitkan perusahaannya karena tidak sanggup bayar hutang.
Banyak juga mahasiswa yang kuliah di luar negeri yang harus balik ke Indonesia karena orang tuanya sudah tidak sanggup untuk membiayai mereka.

Kita tidak tahu apakah hal yang sama akan terulang lagi atau tidak. Namun yang pasti, selisih kurs rupiah dengan USD pasti akan terus bergerak naik atau turun.

Bila Anda termasuk orang tua yang sedang atau akan mengirim anaknya ke luar negeri untuk kuliah, tentunya Anda pasti berharap bisa membiayai mereka hingga lulus, betul?

Adakah caranya untuk memastikan biaya kuliah di luar negeri terjamin?

Tentu saja ada. Dengan berinvestasi di TRFX, Anda bisa mendapatkan passive income dalam mata uang USD.
Anda bisa berhitung-hitung besaran investasi yang perlu Anda lakukan agar biaya kuliah Anak Anda bisa otomatis terbayarkan hingga lulus.
Jadi anak Anda bisa dengan tenang kuliah dan Anda juga tidak perlu khawatir memikirkan naik-turunnya kurs.

Bukan cuma itu. TRFX bekerja sama dengan Actor card memungkinkan Anda menarik profit dari TRFX ke kartu itu, lalu bisa digunakan oleh anak anda berbelanja dan tarik tunai dengan mata uang lokal di mana pun di seluruh dunia yang mempunyai logo Visa.

Tunggu apa lagi? Segeralah berinvestasi di TRFX sehingga kuliah anak Anda di luar negeri bisa terjamin hingga lulus.